Kepemimpinan Instruksional dalam Pembelajaran di SMK Negeri 2 Bawang sebagai Tahapan Proses Inquiry Collaborative

Banjarnegara – Guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan abad ke-21, SMK Negeri 2 Bawang menyelenggarakan workshop intensif bagi seluruh gurunya. Kegiatan dengan tema “Kepemimpinan Instruksional dalam Pembelajaran di SMK Negeri 2 Bawang sebagai Tahapan Proses Inquiry Collaborative” ini berlangsung pada Rabu, 22 Oktober 2025, di Bengkel Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) SMK Negeri 2 Bawang, Banjarnegara. Workshop ini secara resmi dibuka dan diisi langsung oleh narasumber ahli, Dra. Widiastuti, M.M., selaku Kepala SMK Negeri 2 Bawang, yang menekankan pentingnya peran guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi sebagai pemimpin pembelajaran atau instructional leader di dalam kelas. Dalam sambutannya, beliau menegaskan, “Guru sebagai pemimpin instruksional adalah ujung tombak dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna. Pendekatan Deep Learning dan Collaborative Inquiry bukan sekadar metode, tetapi sebuah filosofi untuk membangun ekosistem belajar yang memberdayakan potensi setiap siswa.”

Selama workshop, para guru mendalami empat materi kunci. Pertama, esensi Pendekatan Pembelajaran Mendalam atau Deep Learning Approach yang berfokus pada pengembangan kompetensi esensial siswa, dikenal sebagai 6C: Character, Citizenship, Collaboration, Communication, Creativity, dan Critical Thinking. Pendekatan ini menekankan pembelajaran yang kontekstual dan relevan dengan kehidupan nyata, mendorong siswa untuk tidak hanya menghafal, tetapi memahami, menerapkan, dan mencipta. Kemudian, dibahas pula pentingnya menciptakan Iklim Kolaboratif di dalam kelas, di mana setiap suara didengar, perbedaan dihargai, dan sinergi dibangun untuk memecahkan masalah kompleks. Iklim ini menjadi fondasi utama bagi keberhasilan model pembelajaran kolaboratif. Materi inti workshop berpusat pada Inquiry Collaborative sebagai Pendekatan Praktis dalam Pembelajaran. Collaborative Inquiry dipaparkan sebagai suatu siklus proses ketika guru membimbing siswa secara berkelompok dalam mengidentifikasi pertanyaan, meneliti, menganalisis data, dan menyajikan solusi. Pendekatan ini dinilai sangat cocok diterapkan di lingkungan SMK karena menyerupai dinamika pemecahan masalah di dunia kerja industri. Terakhir, seluruh konsep tersebut diintegrasikan dengan mendefinisikan peran Guru sebagai Pemimpin Instruksional sesuai dengan Kerangka Pembelajaran Mendalam (Deep Learning). Sebagai pemimpin instruksional, guru dituntut untuk menjadi fasilitator, motivator, dan desainer pembelajaran yang mampu merancang pengalaman belajar menantang, memantau perkembangan siswa, dan merefleksikan praktik mengajar mereka sendiri secara berkelanjutan.

Tidak hanya berisi pemaparan teori, workshop ini juga diwarnai dengan sesi simulasi dan diskusi interaktif. Para guru dari berbagai jurusan aktif berbagi pengalaman dan bersama-sama merancang langkah awal untuk menerapkan Inquiry Collaborative dalam mata pelajaran mereka masing-masing. Lokasi workshop di bengkel TITL sengaja dipilih untuk menciptakan atmosfer yang aplikatif dan dekat dengan praktik kejuruan. Kegiatan ini mendapat respons yang sangat positif dari seluruh peserta. Mereka merasa memperoleh perspektif baru dalam memandang peran dan strategi pembelajaran. Diharapkan, pasca-workshop ini, akan terjadi transformasi metode mengajar di SMK Negeri 2 Bawang menuju pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa (student-centered), kolaboratif, dan mendalam. Dengan dimulainya perjalanan menuju kepemimpinan instruksional dan pembelajaran inkuiri kolaboratif ini, SMK Negeri 2 Bawang semakin memperkuat komitmennya untuk mencetak lulusan yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga siap menjadi pemecah masalah, pembelajar sepanjang hayat (lifelong learner), dan warga dunia yang berkontribusi positif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *