PERMINTAAN TERAKHIR IBU

 

PERMINTAAN  TERAKHIR  IBU

 

Aku adalah seorang pelajar SMK. Namaku VELYNDA WIDI LORENZA , buasa dipanggil VELYN. Aku anak tunggal dari ayah dan ibuku. Pada saat aku kecil kami sering meluangkan waktu bersama. Sejak mulai mengenal pergaulan aku mulai meminta barang – barang yang sekarang menurutku tidak penting. Tetapi karena aku berasal dari keluarga yang kurang mampu ibuku hanya berkata “ ia nak nanti kalau sudah ada uang “ . Saya menerima hal itu tapi dalam hati saya merasa kecewa.

          Pada saat saya kelas 5 SD ibuku mulai sakit – sakitan dan pada saat itu ayahku merantau di Jakarta, jadi yang mengurus ibuku orang tua dari ayah dan ibuku dan aku. Pada saat saya kelas 6 SD ibuku sempat berkata “ Vel nanti kalau ibumu ini sudah meninggal gimana? Dan jika ayahmu ingin menikah lagi izinkan saja ya? “. Dan aku menjawab “ ngga usah ngomong kaya gitu ibu pasti sembuh “ . Meski dalam hati aku ingin menangis, tetapi aku tahan. Aku tidak mau menangis didepan ibuku. Pada suatu malam ketika ibuku sakitnya sedang kambuh ibuku menggerutu tidak jelas dan aku langsung kerumah orang tua dari ayahku untuk meminta pertolongan. Sepanjang jalan dari rumahku sampai dengan rumah orang tua ayahku aku hanya bisa menanngis. Dan pada saat itu juga ibuku diantar ke rumah orang tua dari ibuku dan dirawat disana.

          Pada saat aku mau naik kelas 1 SMP  ibuku meminta aku tidur bersamanya walau hanya satu malam, tetapi aku menolaknya karena aku tidak betah tidur disana. Setelah beberapa hari kemudian lilik menjemputku katanya ibu ingin melihat ku sama ayahku. Akhirnya aku kesana. Ssampainya disana ibu sedang terduduk lemas diranjang tidur ibu. Pada saat itu ibu hanya mengeluarkan tiga kata yaitu “ ayah mana vel” dan aku menjawabnya “ ayah dibelakang vely tadi,sebentar lagi sampai “ . dan setelah ayahku sampai selang beberapa detik ibuku meninggal. Dalam hati aku menyesal karena  tidak memenuhi keinginan ibu yang terakhir yaitu ingin tidur denganku walau hanya satu malam. Tetapi takdir sudah mengatakan ibuku sudah tidak ada. Aku hanya bisa mendo’akannya saja. Dan selang waktu sekirar 1 atau 2 tahun dari kematian ibuku, ayahku menikah lagi.

 

“ SELAGI MASIH ADA WAKTU BERBAKTILAH KEPADA ORANG TUA MU “

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *